Sabtu, 07 Februari 2015

OPERASI AIR ASIA : Berapa Biayanya Dan Siapa Yang Membiayainya?



Biaya Pencarian Air Asia QZ8501  

Misi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, memakan biaya yang tak sedikit. Biaya terbesar berasal dari bahan bakar pesawat terbang yang mencapai Rp 121 juta untuk tiap pesawat sekali terbang.

"Sekali terbang menjalankan misi pencarian Air Asia, Hercules C-130 butuh 62 ribu pound avtur," kata pilot Hercules Alpha 1323, Mayor Akal Juang, di atas Pulau Belitung, Senin, 29 Desember 2014.

Menurut Akal, seribu pound avtur setara dengan 600 liter. Sehingga, sekali terbang dalam melaksanakan misi pencarian Air Asia QZ8501, kata dia, TNI Angkatan Udara harus menyiapkan sekitar 10 ribu liter avtur. "Kapasitas bahan bakar itu cukup untuk terbang selama 10 jam," kata dia.

Harga satu liter avtur sekitar US$ 0.97, maka sekali terbang ongkos pembelian avtur mencapai US$ 9.700 atau setara Rp 121 juta per pesawat. Sedangkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla menetapkan waktu pencarian dan penyelamatan Air Asia QZ8501 selama tujuh hari. Jadi, bila pesawat Hercules terbang selama tujuh hari maka biaya membeli avtur untuk satu pesawat mencapai Rp 850 juta.

Padahal, kata dia, TNI AU menerbangkan dua pesawat Hercules C-130 secara bersamaan untuk mencari jejak pesawat Air Asia, yakni Alpha 1323 dan Alpha 1319. Sehingga, perlu 20 ribu liter avtur untuk sekali operasi tiap hari.

Selain pesawat Hercules C-130, TNI AU juga menerbangkan satu unit Boeing 737 dan dua unit helikopter Super Puma. Armada itu dikerahkan dari Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, dan Atang Sanjaya, Bogor. Sebanyak 30 prajurit TNI AU juga ditugaskan untuk mencari Air Asia QZ8501 yang dinyatakan hilang kontak pada koordinat 03 derajat 22 menit 15 second Lintang Selatan dan 109 derajat 41 menit 28second Bujur Timur.

Penerbangan rute Surabaya-Singapura itu terakhir kali hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Air Asia QZ8501 mengangkut 155 penumpang dan 7 awak pesawat. Ada warga negara Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris yang termasuk dalam penumpang maskapai milik Tony Fernandes itu.

Pemerintah Tanggung Dana Pencarian Air Asia QZ8501
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku tidak keberatan dengan biaya pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang mengalami nahas pada perjalanan dari Surabaya ke Singapura. Pesawat milik konglomerat Tony Fernandez itu yang dinyatakan hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014.

Menurut JK, pencarian korban menjadi prioritas dan pemerintah akan mengeluarkan dana berapapun untuk mencari pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak pesawat tersebut.

"Berapa pun untuk mencari itu (pesawat AirAsia), semua ada anggarannya. Anggaran Basarnas ada, kalau kurang baru diajukan tetapi kalau cukup kita pakai yang ada," kata JK usai meninjau upaya pencarian pesawat tersebut di kantor pusat Basarnas, Jakarta, Minggu, 28 Desember 2014.

Sementara itu, Kepala Basarnas FHB Soelistyo mengungkapkan pihaknya memiliki anggaran Rp900 miliar untuk melakukan operasi penyelamatan dalam satu tahun. Untuk anggaran pencarian pesawat AirAsia, menurutnya akan diambil dari anggaran tahunan tersebut.

Kemarin, tujuh pesawat telah tergabung dalam pencarian pesawat nahas itu. Yakni pesawat TNI AU AI 7303/B737, pesawat CN 235 callsign P 860, pesawat CN 235 callsign P 861, Heli Dauphin SAR HR 3601, pesawat A 1323/ C130, pesawat Kalibrasi King Air dan pesawat Heli HT 3310.

Pagi hari ini, Senin, 29 Desember 2014, Kepala Basarnas FHB Soelistyo mengatakan, beberapa negara tetangga mulai menurunkan armada bantuan mereka untuk operasi pencarian di wilayah laut dan udara Indonesia. Singapura dan Malayasia sudah menempatkan kapal dan pesawat mereka di titik pencarian. 
REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar