Anglo-Saxon adalah negara-negara maritim kepulauan yang terletak
di Eropa. Sebutan ini dapat disederhanakan,
Anglo-Saxon merupakan negara-negara yang termasuk Inggris
Raya dan negara-negara lainnya di
kepulauan Inggris. Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan
berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat
lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan
Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon.
Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia
ke Eropa Barat. Pertengahan abad ke–18, Eropa Barat terutama Inggris
terjadi revolusi industri yang mendorong awal perkembangan akuntansi. Pada
waktu itu, para manajer pabrik, misalnya ingin mengetahui biaya produksinya.
Dengan mengetahui berapa besar biaya produksi, mereka dapat mengawasi
efektivitas proses produksi dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu,
berkembanglah akuntansi dalam bidang khusus, yaitu akuntansi biaya yang
memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksidan penyediaan informasi bagi
manajemen. Revolusi Industri mengakibatkan perkembangan akuntansi semakin pesat
sehingga menyebar sampai ke Benua Amerika, khususnya di Amerika Serikat dan
melahirkan sistem Anglo-Saxon.
Pada akhir abad ke-19, sistem Anglo-Saxon berkembang di
Amerika Serikat. Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring
dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis surat-surat berharga khususnya bisnis
saham di pasar modal. Masyarakat Amerika sudah mengenal bisnis tersebut sejak
tahun 1900 (Belkaoui, 2007). Perkembangan ini sekaligus menunjukkan bahwa pasar
modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara khususnya
Amerika pada era tersebut.
Sekarang, sistem yang paling banyak digunakan adalah sistem
Anglo-Saxon. Hal ini disebabkan karena sistem Anglo-Saxon dapat digunakan untuk
mencatat berbagai macam transaksi, sedangkan sistem yang lainnya agak sukar
untuk digunakan. Hal ini disebakan karena sistem yang lain sering memisahkan
antara pembukuan dengan akuntansi sedangkan dalam sistem Anglo-Saxon, pembukuan
merupakan bagian dari akuntansi.
Pada tahun 1975, semua institusi baik swasta maupun
pemerintah telah mengadopsi sistem Anglo-Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi
Anglo-Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia
yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi. Karena sebagian
besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat
(Anglo-Saxon).
Perbedaan
Sistem Anglo-Saxon dengan Sistem Non-Anglo Saxon (sistem Continental)
Objek
|
Sistem
Anglo-Saxon
|
Sistem
Continental
|
Buku Harian
|
Pengelompokan debet/kredit sudah
rinci
|
Pengelompokan debet/kredit belum
rinci
|
Akun Buku Besar :
Penyusutan
Akun
campuran
Prive
|
Menggunakan akun beban penyusutan
dan dicatat di sisi debet
Tidak menggunakan akun
Tidak terdapat penyetoran prive
|
Menggunakan akun cadangan dan
dicatat kredit
Menggunakan akun campuran
Terdapat penyetoran prive
|
Neraca Lajur
|
Arsip tidak disimpan karena hanya
sebagai alat bantu
|
|
Laporan Keuangan
|
Terdiri atas :
Neraca
Laporan
perhitungan laba-rugi
Laporan
perubahan modal
Laporan
arus kas
Cadangan
atas laporan keuangan
|
Terdiri atas :
Neraca
Laporan
perhitungan laba-rugi
Laporan
perubahan modal
|
Perbedaan
Tujuan Laporan Keuangan antara Anglo Saxon dengan Non Anglo Saxon
Pada tahun 1957, Adanya konfrontasi Irian Barat antara
Indonesia – Belanda yang membuat seluruh pelajar Indonesia yang sekolah di
Belanda di tarik kembali dan dapat melanjutkan kembali studinya di berbagai
Negara (termasuk Amerika), terkecuali negara Belanda.
Perkembangan akuntansi di Indonesia pada mulanya menganut
sistem kontinental, sama seperti yang dipakai Belanda. Sistem continental ini,
yang disebut juga Tata Buku atau Pembukuan, yang sebenarnya tidak sama dengan
akuntansi. Karena Tata Buku (Bookkeeping) adalah elemen prosedural dari
akuntansi sebagaimana aritmatika adalah elemen prosedural dari matematika.
Selain itu, terletak perbedaan antara Tata Buku dengan Akuntansi, yakni :
1. Tata Buku (Bookkeeping), menyangkut kegiatan–kegiatan proses akuntansi seperti pencatatan,
peringkasan, penggolongan, dan aktivitas – aktivitas lain yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang berdasarkan pada data.
2. Akuntansi (Accounting), menyangkut kegiatan–kegiatan
analisis dan interprestasi berdasarkan informasi akuntansi.
Hampir sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan
pengembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, dan menerapkan
sistem akuntansi Anglo-Saxon di Indonesia. Sehingga sistem ini lebih dominan di
gunakan daripada sistem Continental atau Tata Buku di Indonesia.
Dengan adanya sistem akuntansi Anglo-Saxon, Penanaman Modal
Asing (PMA) di Indonesia membawa dampak positif terhadap perkembangan
akuntansi. Selain itu, terdapat beberapa perbedaan istilah antara tata buku dan
akuntansi, yaitu:
·
Istilah ‘perkiraan’, menjadi ‘akun’
·
Istilah ‘neraca laju’, menjadi
‘kertas kerja’
Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai
diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia
berubah dari sistem Eropa (Continental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Di
Inggris, bursa efek pasar dan profesi akuntansi juga berpengaruh dalam proses
akuntansi peraturan. Inggris laporan tahunan dan piutang terdiri dari laba
konsolidasi dan akun rugi, neraca dan laporan arus kas. Untuk menilai review
operasi secara tahunan, laporan direktur adalah harus selalu disertakan. Dalam
praktek konsolidasi, metode pembelian biasanya diikuti meskipun dalam beberapa
kasus, dan merger akuntansi atau metode penyatuan mungkin diperlukan. Berkaitan
dengan praktek pengukuran mereka, Inggris menerapkan pendekatan konservatif
daripada kebanyakan negara-negara Anglo-Saxon dimana ada selisih penilaian
kembali aktiva tetap seperti tanah dan bangunan untuk nilai pasar. Persediaan
biaya juga ditentukan dengan metode masuk pertama-dalam metode-first out (FIFO)
diizinkan untuk keperluan pajak, sedangkan metode-terakhir di-first-out (LIFO)
tidak diperbolehkan.
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Anglo-Saxon
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=199505&val=6575&title=Perkembangan%20Akuntansi%20di%20Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar